Kisah haru terungkap imbas dari tutupnya restoran dan warung makan akibat pandemi Covid 19. Adalah kisah seorang bocah berusia 9 tahun di Singapura yang menangis setelah makan masakan ayamnuggets. Ia menangis karena merasa senang dapat menikmati makanan di restoran kesukaannya.
Pasalnya sudah tiga pekan lamanya restoran cepat saji di Singapura tutup. Bocah itu bernamaAdam Bin Mohammad Irwan. Awalnya, sang ibu Ny. Wati memberinya hadiah.
Video yang diunggah sang ibu di akun Facebooknya itu menjadi viral. Lebih dari 2.000 orang memberikan tanggapan. Lalu dibagikan lebih dari 1.000 kali dan dikomentari hampir 400 komentar.
Cerita dimulai saat ibu empat anak ini membeli makanan McDonald's dari Pioneer Mall untuk anak anaknya sebagai kejutan berbuka puasa beberapa waktu lalu. Untuk mengelabuhi kemasan makanan nugget yang dikenali anak anaknya, ia menyembunyikannya dalam plastik merah. Tetapi dia mengatakan hal itu mungkin gagal.
"Saya pikir baunya akan dikenalinya," ungkapnya dikutip dari . Saat itu Adam keluar dari kamarnya dan mendapati ibunya pulang. Dia kemudian menyadari apa yang diletakkan di atas meja adalah makanan McDonald's.
Tak berselang lama, dia mulai menangis dan berlari untuk memeluk ibunya. "Kupikir kau ingin membuatku takut," katanya. Nyonya Wati menjawab, "Akutidak ingin menakut nakutimu, aku ingin mengejutkanmu, lihat, ada apa?"
Dengan berlinang air mata dia menjawab: "McDonald's." Adam lalu makan dari sekotak Chicken McNuggets. Wati mengatakan bahwa nugget dengan kentang goreng dan es krim adalah makanan favorit Adam.
Reaksi dari anaknya itu dijelaskan Wati sebagai kepekaan inderawi dan juga efek penderita autisme ringan. Pandemi Covid 19 atau virus corona tak menghalangi sepasang kekasih untuk mengikat janji suci di pelaminan. Ingin tampak meriah dan disaksikan teman temannya, pasangan yang menjalin hubungan pacaran selama dua tahun itu menggelar pernikahan lewat Zoom.
Ada 400 undangan menyaksikan acara suci pernikahan dengan menyaksikan Zoom, sesuai undangan. Mereka adalah pasangan asal Singapura bernamaAmos Pang dan Natasha Goh. Keduanya telah resmi menjadi suami istri saat menggelar acara pernikahan pada 17 Mei, lalu.
Menurut pengantin pria, Amos Pang, pernikahan berlangsung di rumahnya pada malam hari. Pang, seorang guru di Sekolah Bahasa Inggris Cina (Barker), pertama kali bertemu istrinya, Natasha Goh, di Gereja Bethesda Bedok Tampines. Yakni pada tahun 2018, ketika keduanya pertama kali bertemu saat menjadi sukarelawan di gereja.
Mereka mengenal satu sama lain lebih dekat ketika sama sama menjalani kursus untuk orang dewasa muda di gereja mereka. Mereka juga sering bertemu di pertemuan gereja yang berbeda dan retret gereja, dan akhirnya menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Pang berkata bahwa dia tertarik pada Goh karena dia "aneh" dan memiliki pandangan yang kuat.
Di sisi lain, Goh sangat menyukai bagaimana Pang mengenalkannya kepada orang orang dan karena telah melalui mengalami kehidupan yang baik. Keduanya mulai berkencan secara resmi pada 17 Desember 2018 dan memutuskan untuk mengikat ikatan pada 17 Mei 2020. Pukul 4 sore hari Minggu lalu, upacara pernikahan mereka berlangsung lewat Zoom.
Tayangan langsung dimulai dengan tayangan slide foto dari tahun tahun mereka berpacaran, serta sesi untuk para tamu mengirim ucapan selamat. Ada juga padlet untuk teman teman dan keluarga pasangan mengirim harapan baik dalam bentuk video, gambar, dan catatan. Setelah ini, layar beralih ke serangkaian komik yang Goh gambarkan tentang kehidupan kencan mereka.
Secara keseluruhan, pernikahan berlangsung sekitar satu jam. Tamu undangan pernikahan kemudian dibagi menjadi 27 layar tampilan untuk memperbesar gambar video. Pang mengatakan bahwa seluruh upacara dilangsungkan terpisah oleh saudara perempuan Goh.
Lagu lagu ibadah dipimpin dan dinyanyikan oleh siswa Pang di rumahnya sendiri. Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun ini dirayakan berbeda daritahun sebelumnyakarenapandemi virus corona (Covid 19). Namun, kesempatan itu masih "penuh makna" dengan tetap bersama keluarga dan teman melalui sarana digital.
Hal itu disampaikan Presiden Singapura Halimah Yacob seperti dilansir Channel News Asia, Minggu (24/5/2020). "Akhir Ramadan memunculkan perayaan Hari Raya, sebuah perayaan yang secara tradisional ditandai dengan meminta maaf, kunjungan rumah dan menikmati kebersamaan keluarga dan orang yang dicintai," kata Presiden Halimah dalam sebuah pesan Hari Raya di televisi Channel 5. "Bagi masyarakat Muslim, sementara kita menavigasi melalui berbagai jenis perayaan tahun ini, marilah kita membuat sesuatu yang masih penuh makna."
"Kita perkuat ikatan keluarga secara virtual, tetap terhubung untuk menikmati kegiatan yang meriah bersama, namun dalam kenyamanan rumah kita sendiri," ujarnya. "Tetap aman, sehingga kita semua bisa berharap perayaan yang lebih baik di masa mendatang," kata Presiden. Ia pun mengucapan selamat Hari Raya Lebaran Idul Fitri kepada semua umat Islam.
Hal senada juga disampaikan Perdana Menteri Lee Hsien Loong. PM Singapura menyampaikan perayaan Idul Fitri tahun ini harus dirayakan secara berbeda di tengah Covid 19. Namun komunitas Muslim masih tetap bisa saling terhubung dan melakukan kumjungan satu sama lain secara virtual dengan keluarga dan teman.
"Sahabat Muslim akan merayakan hari Raya Idul Fitri sedikit berbeda tahun ini karena Covid 19. Tapi Anda telah menemukan cara cara kreatif untuk bertemu dengan keluarga dan teman, sambil menjaga orang yang Anda cintai tetap aman, "katanya dalam pidato di televisi. "Semoga kita semua menarik kekuatan selama periode sulit tapi meriah ini," kata PM Lee, seperti dilansir Bernama. Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air dan Menteri dalam urusan Muslim Masagos Zulkifli mengatakan Ramadhan selalu tentang mengembangkan ketahanan, serta semangat rahmat dan kasih sayang.
Dia menggambarkan hari Raya tahun ini sebagai sesuatu yang "lebih bermakna" bersama orang yang tinggal bersatu untuk menjaga semua orang aman. Meskipun Ramadan dan hari Raya yang berbeda, kata dia, semua orang masih bisa saling mengikat tali silaturahmi dengan orang yang dicintai melalui cara cara kreatif, melalui teknologi. "Keinginan tulus saya kepada komunitas Muslim, termasuk pekerja migran kami. Tetap aman, sehat dan bahagia, "ujar Masagos.
"Selamat Hari Raya Idul FItri. Maaf Lahir Batin!"