Hotel di Swiss Ini Dibuat Tanpa Dinding & Atap Tawarkan Pemandangan Luar Biasa Indah

Traveler mungkin sering beranggapan hotel hanya menjadi tempat istirahat. Padahal, ada banyakhotel yang memberikan pengalaman unik pada tamunya. Satu di antaranya adalah Zero Real Estate.

Hotel di Swiss ini populer di kalangan turis karena kamarnya yang tidak memiliki dinding, atap maupun pintu. Idenya berasal dari instalasi seni pop up yang disebut Null Stern (Zero Stars). Pada 2009, Frank dan Patrik membangun instalasi seni di bunker nuklir bawah tanah.

Charbonnier melihat ide itu dan mengenalinya sebagai pengalaman yang banyak dicari orang. "Bagi saya, konsep itu berbicara kepada saya sebagai profesional hotel," kata Charbonnier. "Saya merasakan sistem nilai untuk tamu bergeser dari aspek berwujud menjadi pengalaman dan aspek tak berwujud." Ketiganya membangun sebuah hotel di bunker nuklir bawah tanah, dengan 14 tempat tidur yang harganya sekira USD 25 setara Rp 344 ribu per malam.

Charbonnier menyebut jika para tamu tidak keberatan dengan harga yang ditawarkan dan ingin membayar lebih untuk pengalaman itu. Charbonnier telah bekerja di industri perhotelan selama bertahun tahun. "Dulu saya memberi tamu emas, kristal, dan marmer dan masih sulit mendapatkan uang dari mereka," Charbonnier.

Ini adalah pertama kalinya dia menyaksikan tamu yang menawarkan untuk membayar lebih. "Jika saya bisa membuat orang bahagia di dalam bunker nuklir, itu benar benar menunjukkan kepada saya bahwa yang penting adalah pengalamannya," katanya. Charbonnier, Frank, dan Patrik memutuskan untuk menutup bunker dan pindah ke ide baru namun dengan tujuan yang sama.

Mereka memindahkan pengalaman di ruang bawah tanah ke ruangan tanpa dinding. Pada 2016, sebuah hotel terbuka dibangun di lereng pegunungan Alpen Swiss yang berada pada ketinggian 6.463 kaki di atas permukaan laut. Hotel itu bernama .

Penginapan ini memiliki total tujuh tempat tidur di tujuh lokasi berbeda di Swiss Timur. Setiap kamar dihargai mulai dari 295 franc Swiss setara Rp 4,4 juta/malam, dan kamar buka pada bulan Juli. Charbonnier, Frank, dan Patrik bermitra dengan kantor pariwisata setempat untuk membuat dan memilih ruang.

Hanya dalam satu hari, dua kamar terjual habis hingga 2020, dan sekarang ada 9.000 orang dalam daftar tunggu, kata Charbonnier. "Kepala pelayan modern memiliki peran kunci, dia selalu dekat," kata Charbonnier. Jika hujan, kepala pelayan ada di sana untuk membantu mereka pindah ke kamar tertutup.

Jika tamu lapar, kepala pelayan ada di sana dengan makanan. Jika para tamu menginginkan informasi tentang jalur hiking terbaik atau restoran lokal, sekali lagi, ada kepala pelayan untuk membantu. Setiap kepala pelayan menjalani proses pelatihan di mana mereka belajar bagaimana membuat tempat tidur di angin kencang dan menyeberangi sungai dengan nampan makanan.

"Ini adalah pengalaman menarik dengan layanan eksklusif," kata Charbonnier.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *