Kami Apa Adanya dari Awal Tim Kontroversial RB Depok FC Luncurkan Jersey Anyar

Perundungan dari warganet lantaran kontroversi yang ada tak membuat ambisi RB Depok FC tampil di Liga 3 2020 sirna. Sejumlah upaya dilakukan termasuk meluncurkan jersey terbarunya. Humas RB Depok FC, Diddy Kurniawan mengatakan jersey yang didominasi warna putih dan merah tersebut sudah dapat dipesan dengan berbagai ukuran.

Diddy mengatakan bahwa mekanisme pembelian jersey bisa dilihat di Instagram apparel @qjapparel dengan harga Rp 140 ribu. "Pembelian bisa langsung ke pihak apparel dengan harga Rp 140 ribu dan setiap pembelian sudah termasuk donasi Covid 19 sebesar Rp 15 ribu," paparnya. Terkait filosofi yang ditanamkan pada jersey RB Depok FC, Doddy membeberkan, warna putih dan merah memiliki arti yang sangat mendalam.

"Warna putih melambangkan kesucian, Kami apa adanya dari awal pendirian. Warna merah melambangkan keberanian bergerak," ungkapnya. Sebelumnya, RB Depok FC resmi melakukan launching tim, Senin (27/4/2020) malam. Launching tim RB Depok FC dilakukan secara sederhana disebuah warung kopi dan disiarkan langsung melalui Instagram dan Youtube.

Pada launching tersebut, dihadiri langsung Wakil Ketua RB Depok FC, Yudi Hermawan dan Humas RB Depok FC, Diddy Kurniawan. Dalam live instagram timnya, Diddy menjelaskan bahwa RB Depok FC resmi meramaikan dunia si kulit bunda tanah air dengan mengklaim diri akan tampil di Liga 3 2020. "Kami akan mengenalkan logo, jersey, dan nama RB Depok yang akan resmi menjadi nama yang akan kami daftarkan ke institusi sepakbola Indonesia, tentunya PSSI,” ujarnya.

Sementara itu, Yudi menjelaskan bahwa berbagai macam legalitas dan dokumen saat ini masih dalam proses pengerjaan. "Tahapan tahapan mengenai proses legalitas, pendaftaran, serta akuisisi klub yang akan kami pakai sebagai bentuk keikutsertaan di Liga 3 ke depan, hal tersebut sedang kami proses,” paparnya. “Dari pemerintah juga kami berharap bisa bersinergi karena niat kami semata mata untuk membesarkan kota tercinta ini," tambahnya.

Kehadiran RB Depok FC terhitung kotroversial dan mengundang banyak pertanyaan dari publik. Sebelumnya pihak RB Depok FC menggembor gemborkan nama Red Bull Depok FC yang pada akhirnya nama tersebut tidak dilaunching. Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Barat, Tommy Aprianto menegaskan bahwa di dalam sepakbola profesaional tentu ada peraturan ataupun regulasi yang harus diikuti anggotanya.

"Saya tidak ngerti itu klub apa. di Jawa Barat ada prosedur begini: kalau klub mau masuk harus daftar, ketika daftar dibawa ke rapat exco atau kongres tahunan untuk disahkan supaya bisa ikut kompetisi. Nah ini kan bukan tarkam yang tiba tiba masuk," ujarnya. Lebih lanjut, Tommy menjelaskan bahwa Asprov PSSI Jawa Barat telah melakukan Kongres Tahunan pada awal tahun 2020 lalu. "Asprov Jabar untuk 2019 2020 itu moratorium, jadi tidak akan menerima pendaftaran klub kecuali akuisisi. Jadi misalnya ada beberap klub di Jawa Barat kalau sudah tiga tahun berturut turut tidak ikut kompetisi baik senior dan junior, maka akan diberhentikan," jelasnya.

"Tapi akan kita undang dulu untuk pembelaan. Kalau misalnya mereka bilang oke mau ikut lagi misalnya tahun depan, ya kita kasih kesempatan," tambahnya. Sementara itu, untuk mengetahui lebih lanjut perihal status RB Depok FC, Tommy pun langsung menghubungi Askot PSSI Depok. Saat dikonfirmasi, Askot PSSI Depok mengaku tidak mengerti terkait kehadiran RB Depok FC lantaran tidak adanya koordinasi dari pihak yang bersangkutan.

Nah itu kan, kok tiba tiba rame . Saya tanya ketua Askot Depok sendiri pak Meiyadi. Dia sendiri gak ngerti, saya gak tahu pak Tommy, begitu katanya. Ketika mereka mengajukan ke Asprov kan mereka harus menyertakan domisili dari Askot," paparnya. "Ini kok gencar sekali tapi kok prosedurnya gak dilakukan. Gak bisa dong , di rapat tahunan kan bulan maret kan seri 1 (Liga 3 jabar) kan 21 tim seri 2 sisanya dan itu kan anggota. Gak bisa tiba tiba tim luar ikut. Ini kan bukan pertandingan tarkam," katanya. Kendati demikian, Tommy menjelaskan bahwa proses akuisisi bisa saja dilakukan jika terjadi kesepakatan satu sama lain.

"Kalau mau akuisisi silakan bicara ke klub yang mau akuisisi. Di Depok sudah ada Persikad 1999 dan Depok United. Tapi kan mereka gak pernah seperti itu," katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *