Social distancingdisebut sebagai langkah atau upaya mencegahpenyebaran virus corona(Covid 19).Namun, baru baru ini istilah social distancing diganti. World Health Organization(WHO) melaluiDr Maria Van Kerkhove,pimpinan teknis tanggapan COVID 19 dan kepala unit penyakit dan zoonosis, menyatakan istilahsocial distancing diubahmenjadiphysical distancing. Pernyataan tersebut dilayangkan padakonferensi persWHOtentang Covid 19, Jum'at 20 Maret 2020.
Perubahan ini terjadi akibat makna istilahsocial distancingatau pembatasan sosial berkaitan dengan interaksi sosial, sehingga ketika dibatasi maka akan muncul persepsi pemutusan hubungan antar manusia. Oleh karena itu WHO mengubahnya menjadiphysical distancingatau pembatasan jarak, karenayang dibutuhkan kan jaga jarak secara fisik, bukanlah pemutusan hubungan dengan orang lain. "Anda mungkin pernah mendengar kami menggunakan frasa jarak fisik (physical distancing), bukan jarak sosial (social distancing)dan salah satu hal untuk menyoroti apa yang dikatakan Mike tentang menjaga jarak fisik (physical distancing)dari orang orang sehingga kami dapat mencegah virus dari transfer ke satu lain; itu sangat penting."ucapDr Maria Van Kerkhove, seperti dikutip dari audio koferensi pers WHO.
"Tetapi itu tidak berarti bahwa secara sosial kita harus memutuskan hubungan dengan orang yang kita cintai, dari keluarga kita."tambahnya. Meski saat ini kita sedangmenerapkanphysical distancing,bukan berarti kita tidak bisa menjalin hubungan dengan orang lain, sebaliknya kita tetap bisa berkomunikasi melalui teknologi. "Teknologi saat ini telah sangat maju sehingga kita dapat tetap terhubung dalam banyak hal tanpa benar benar secara fisik berada di ruangan yang sama" ujar Dr Kerkhove.
Sekali lagi, WHO menegaskan kinibukan lagisocial distancing,melainkanphysical distancing. "Kami berubah untuk mengatakan jarak fisik (physical distancing)dan itu sengaja karena kami lakukan karena kami ingin orang orang tetap terhubung." katanya. Dengan demikian, WHO mengimbau masyarakat dunia untuk tidak memberlakukan pembatasan sosial dan memutuskan komunikasi dengan orang lain, melainkan untuk terusmengeksplorasi berbagai hal agar kita tetap terhubung karena hal tersebut berdampak pada kondisi kesehatan baik mental maupun fisik.
"Jadi temukan cara untuk melakukan itu, temukan cara melalui internet dan melalui media sosial yang berbeda untuk tetap terhubung karena kesehatan mental Anda melalui ini sama pentingnya dengan kesehatan fisik Anda." tuturnya. Di Indonesia, hal demikian juga langsungtetapkan dan diinformasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pada Senin (23/3/20) lalu. Mahfud MD mengungkapkan, pemerintah mengubah istilahsocialdistancingmenjadiphysical distancingkarena dianggap tidak sesuai kebudayaan masyarakat Indonesia.
"Usulan penyebutansocial distancingitu dianggap, apa amannya, tidak sesuai dengan budaya kita," ujar Mahfud dalam konferensi video, Senin (23/3/2020), seperti dikutip dariKompas.com. Menurut Mahfud, penyebutansocial distancingjustru seakan akan menjauhkan kerukunan masyarakat, maka pemerintah mengubah imbauan dalam mencegah penyebaran virus Corona dari 'pembatasan interaksi sosial (social distancing)' menjadi 'menjaga jarak secara fisik (physical distancing)'. Meski istilahnya telah berubah, Mahfud menerangkan bahwapergantian istilah tersebut tak mengubah kebijakan pemerintah dalam upaya meredam penyebaran virus corona (Covid 19).
"Tidak mengubah kebijakanapa apa, hanya namanya saja," ucap dia, seperti dikutip dariKompas. Dengan demikian, perubahan istilahsocial distancingmenjadiphysical distancingdiharapkan masyarakat tetap saling terhubung antara satu dengan lainnya meski dalam pembatasan jarak fisik.