Menolak Berobat karena Takut Dikucilkan, Pria di Lombok, NTB Ngamuk Saat Diamankan Petugas Pakai APD

Video pria paruh baya di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat / NTB menolak diamankan paksa viral di media sosial. Dalam video tersebut, pria yang terlihat mengenakan kaos dan sarung berwarna oranye itu tampak dibawa keluar paksa oleh petugas berpakaian APD. Saat digelandang paksa keluar rumah, pria itu terlihat memberontak dan berteriak.

Petugas pun terpaksa mengunci tangannya di belakang punggung. Ia juga terlihat enggan mengikuti petugas yang menggandeng lengannya di kedua sisi. Tak hanya itu, pria itu bahkan menendang petugas.

Seorang petugas kemudian segera memasangkan masker di wajah pria tua itu. "Yang pakai APD ambil yang pakai APD ambil," teriak perekam video. Beberapa warga yang menyaksikan juga terlihat menjaga jarak dari pria itu.

Menurut kabar, pria tersebut dinyatakan positif corona. Namun, ia menolak berobat lantaran takut dikucilkan tetangga. Beruntung, berkat kesigapan tim medis, TNI dan Polri, pria itu bisa dievakuasi dari rumahnya.

Mewabahnya corona di Indonesia semakin merebak sayangnya tak didukung dengan kejujuran masyarakat. Sebelumnya juga terjadi, seorang PDP corona dalam kondisi koma membuat 21 tenaga medis terpaksa menjalani karantina mandiri karena pihak keluarganya tak jujur. Pihak keluarga PDP tersebut malah berkacak pinggang dan marah saat ditanya riwayat perjalanan pasien yang ternyata sempat berkontak dengan pasien positif corona yang meninggal.

Sebelumnya, mereka melakukan penanganan medis kepada seorang pasien yang dalam kondisi tidak sadar. Hal itu disampaikan Kepala Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon Letkol CKM Andre Novan kepada wartawan di Kantor Public Safety Center, Kota Cirebon, Senin (20/4/2020). Andre menyampaikan, rumah sakit harus mengisolasi 21 tenaga medis tersebut sesuai prosedur yang berlaku.

Adapun 21 tenaga medis itu terdiri dari 18 orang perawat IGD dan ICU, 1 dokter IGD, 1 dokter ICU dan 1 dokter spesialis saraf. “Awalnya kami tidak tahu bahwa pasien tersebut pernah kontak dengan keluarganya yang PDP positif dan meninggal dunia. Karena kami tanya keluarga pasien, tapi terus menyangkal,” kata Andre. Menurut Andre, sejak awal pihak Rumah Sakit TNI Ciremai sudah meminta keterangan lengkap terkait riwayat perjalanan pasien kepada keluarganya.

Namun, keluarga pasien terus menyangkal dan tidak memberikan keterangan secara lengkap. Padahal, pasien tersebut pernah kontak dengan pasien positif Covid 19 yang saat ini sudah meninggal dunia. “Keluargapasien tidak jujur. Kita mengikuti protokol yang ditetapkan pemerintah.

Kami tidak mendapatkan keterangan secara gamblang dari keluarga pasien. Tidak mungkin kami tanyakan pada pasien, karena kondisi pasien sudah koma,” kata Andre. Kepala Bidang Pelayanan Medis RS TNI Ciremai Tetri Yuniwati menyampaikan, saat ditanya tim medis, keluarga pasien menjawab bahwa pasien tidak memiliki riwayat perjalanan keluar kota. Keluarga juga menyampaikan bahwa pasien tidak pernah kontak dengan orang dari luar kota.

“Sampai petugas kami menanyakan berulang ulang, ini menyangkut kepentingan bersama. Bapak yang mengantar sampai berkacak pinggang , karena merasa marah,” kata Tetri. Petugas medis memberikan pertanyaan secara rinci ini kepada keluarga pasien untuk mendapatkan riwayat pasien yang utuh. Menurut Tetry, hal ini diperlukan untuk memberikan penanganan yang tepat.

Keterangan yang tidak jujur justru membahayakan para petugas medis dalam menangani pasien. Kepada Tetry, pihak keluarga hanya mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat kencing manis. Saat tiba di rumah sakit pada 14 April 2020, berdasarkan diagnosa awal, pasien tidak sadarkan diri, sesak napas dan tensi yang tinggi.

Pada 15 April 2020, pasien dinyatakan meninggal dunia. Tim medis langsung memakamkan pasien tersebut sesuai protokol Covid 19. Sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penangananvirus coronaAchmad Yurianto mengatakan, jumlah pasien positifCovid 19masih terus bertambah.

Menurut Yuri, berdasarkan data yang dihimpun pemerintah hingga Selasa (21/4/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 375 kasus baru Covid 19. "Sehingga total ada 7.135 kasus kasus positif Covid 19 (di Indonesia) sampai saat ini, " kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa sore. Berdasarkan data yang dipaparkan Yuri, kasus baru pasien positif Covid 19 berada di tersebar di 23 provinsi.

Adapun penambahan kasus terbanyak terjadi di DKI Jakarta dengan 163 kasus baru. Setelah itu disusul oleh Jawa Tengah yang bertambah secara signifikan dengan 98 kasus baru dan NTB dengan 21 kasus baru. Sementara itu, penularan Covid 19 hingga saat ini terjadi di 34 provinsi.

Jumlah kabupaten/kota terdampak penularan Covid 19 bertambah menjadi 257 kabupaten/kota. Yuri melanjutkan, pemerintah juga mencatat ada penambahan 95 pasien yang telah dinyatakan sembuh. "Dengan demikian, total pasien sembuh ada 842 orang," tutur Yuri.

Kemudian, Yuri menyatakan kabar duka dengan masih adanya penambahan pasien Covid 19 yang meninggal dunia. Ada penambahan 26 pasien yang tutup usia setelah sebelumnya dinyatakan positif virus corona. "Sehingga jumlah pasien meninggal dunia menjadi 616 orang," ujar Yuri.

Berikut data sebaran penambahan kasus baru Covid 19 hingga 21 April 2020: 1. DKI Jakarta: 163 kasus baru 2. Jawa Tengah: 98 kasus baru

3. NTB: 21 kasus baru 4. Jawa Timur: 13 kasus baru 5. Papua: 11 kasus baru

6. Bali: 10 kasus baru 7. Jawa Barat: 9 kasus baru 8. Kalimantan Tengah: 7 kasus baru

9. Kalimantan Barat: 6 kasus baru 10. Kalimantan Timur: 5 kasus baru 11. Jambi: 5 kasus baru

12. Bengkulu: 4 kasus baru 13. Sulawesi Selatan: 4 kasus baru 14. Kalimantan Utara: 3 kasus baru

15. Gorontalo: 3 kasus baru 16. Kalimantan Selatan: 2 kasus baru 17. DIY: 3 kasus baru

18. Kepulauan Riau: 2 kasus baru 19. Sumatera Barat: 2 kasus baru 20. Sumatera Utara: 1 kasus baru

21. Bangka Belitung: 1 kasus baru 22. Lampung: 1 kasus baru 23. Riau: 1 kasus baru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *