Saat ini adalah hari hari di mana banyak orang tua mengeluh karena harus mendampingi anak belajar di rumah. Tidak semua orang tua siap dan punya pengalaman, apalagi orang tua yang sibuk, yang selalu mengandalkan anaknya di sekolah. Sudah banyak di medoa sosial keluhan, baik yang disampaikan orang tua, terutama ibu, maupun si anak karena galaknya sang ibu dalam mengajari pelajaran.
Kondisi tersebut tentu saja sangat tidak sehat bagi perkembangan psikologi anak, apalagi di tengah berkecamuknya wabah corona. Nah, psikolog Seto Mulyadi, yang sudah tak asing dengan panggilan Kak Seto, memperkenalkan resep agar para orang tua mampu menjaga anak anaknya tetap semangat selama di rumah menghadapi pandemi virus corona atau Covid 19. Seto mengatakan, resep yang disebutnya 'GEMBIRA' itu telah ia kembangkan dan terapkan kepada sang anak hingga cucunya sendiri.
"Mari kita juga berikan kekuatan pada diri kita sebagai ayah dan bunda. Salah satu resep yang saya kembangkan kepada anak anak saya dulu, kepada cucu cucu saya di dalam keluarga saat ini adalah tetap gembira," ujar Seto, dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (4/4/2020). Kak Seto, begitu ia disapa, menjelaskan resep 'GEMBIRA' merupakan singkatan dari Gerak, Emosional cerdas, Makan dan minum sehat, Beribadah dan doa, Istirahat, Rukun ramah, dan Aktif berkarya. "Huruf pertama adalah G gerak, jangan mager (malas gerak), jangan karena di rumah kita hanya duduk saja, nonton televisi saja, atau main gadget saja," kata dia. Dia mengatakan, bergerak dapat dilakukan dengan berbagai cara. Seperti senam pagi, menyapu lantai, membersihkan jendela dan baju, atau sebagainya.
Huruf kedua adalah E dari Emosi cerdas. Kak Seto mengatakan orang tua boleh emosi namun harus diekspresikan secara sehat. Contohnya dengan tidak membanting piring, tidak menutup pintu dengan kencang, ataupun mengeluarkan nama nama binatang saat marah.
"Emosi boleh, marah boleh tapi marah yang cerdas. Mari cerdas ungkapkan 'sayang bunda marah waktu itu kan kita janji mau belajar sama sama' misalnya. Ayah juga marah, ungkapkan tapi tanpa merusak persahabatan dengan putra putri tercinta," jelasnya. Selanjutnya adalah huruf M dari Makan dan minum sehat. Menurutnya, mengonsumsi sayuran, buah buahan yang mengandung gizi sangat positif untuk kesehatan. Untuk huruf B merupakan Beribadah dan berdoa. Kak Seto mengatakan, kekuatan doa juga banyak berpengaruh untuk membuat kita tetap tenang, percaya diri dan kreatif menghadapi berbagai masalah.
Kak Seto juga meminta orang tua beserta anak anak banyak istirahat, sebagaimana pada huruf I. Dia menyebut dengan beristirahat dapat memperbaiki kembali tubuh yang mungkin selama ini terlalu lelah. "Berikutnya adalah huruf R. Rukun ramah. Di dalam keluarga kita kompakan kembali kerukunan. Lupakan konflik konflik yang pernah terjadi. Kesempatan kita bersinergi, bergandeng tangan merapatkan barisan di dalam keluarga, ramah kepada putra putri, ramah kepada istri atau suami tercinta," jelas dia.
Huruf terakhir yakni A adalah Aktif berkarya. Kak Seto menyarankan agar setiap anggota tetap aktif berkarya sesuai minat masing masing. "Nah tetap aktif berkarya. Berkarya apapun juga bagi ayah dan bunda membuat kita merasa lega. Karya sederhana membuat puisi, membuat novel atau cerpen atau melukis menggambar, mengukir atau karya karya masakan masakan yang apa katakanlah masakan zaman Corona," tandasnya. Seto Mulyadi meminta agar orang tua mampu bersikap seperti guru di zaman sekarang, yang mampu menjadi sahabat anak.
Ciptakanlah suasana ramah belajar seperti di sekolah dan mengajarkan materi sekolah kepada anak anaknya. "Dalam hal ini mohon para ayah dan bunda bisa menjadi sahabat anak. Sahabat putra putri tercinta," ujarnya. "Kita sekarang mengambil alih atau memerankan sebagai guru, tapi guru zaman now sudah banyak berubah. Guru zaman now bisa menciptakan suasana anak ramah belajar di sekolah," sambung dia.
Di sisi lain, Kak Seto memahami tak semua orang tua dapat berperan seperti guru di sekolah. Hanya saja, ia meminta yang terpenting orang tua tidak membuat anak anak stres. "Maka mohon jangan sampai pada saat putra putri tercinta belajar dalam keluarga mereka menjadi lebih stres. Menjadi lebih mudah uring uringan, marah marah karena kadang kadang ayah dan bunda kurang sabar," tandasnya.