Tanggapi soal Warga Tolak Pemakaman Perawat Corona, Ganjar Pranowo Siapkan Taman Makam Pahlawan

Ganjar Pranowo angkat bicara terkait penolakan pemakaman jenazah seorang perawat yang positif corona. Seorang perawat berjenis kelamin perempuan yang dinyatakan positif Covid 19 meninggal dunia para Kamis 9 April 2020. Perawat berusia 38 tahun ini harus mengalami nasib miris lantaran jenazahnya ditolak warga saat akan dimakamkan.

Rencananya, pemakaman perawat RSUP Kariadi Semarang ini akan dimakamkan di Sewakul, Ungaran Timur Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Namun rencana pemakaman pun berubah lantaran adanya penolakan dari warga. Seperti yang diketahui, virus corona juga menyerang para tenaga medis.

Sejumlah dokter dan perawat harus meregang nyawa lantaran terpapar virus corona dari pasien yang mereka rawat. Pemerintah dan masyarakat pun memberikan apresiasi sebesar besarnya pada para dokter dan perawat yang menjadi pahlawan garda terdepan dalam menangani Covid 19. Namun beberapa warga justru memperlakukan para tenaga medis dengan semena semena.

Mulai diusir dari kos hingga pemakaman jenazah mereka ditolak. Terkait jenazah ditolak warga, Ganjar Pranowo pun memberikan tanggapannya. Terkait adanya penolakan pemakaman tersebut,Gubernur Jawa TengahGanjar Pranowomenjelaskan, pengurusan jenazah pasienCovid 19sudah dilakukan sesuai prosedur penanganan yang aman baik dari segi agama maupun medis.

Sambungnya, mulai dari penyucian secara syar'i kemudian dibungkus kantong plastik yang tidak tembus air hingga dimasukkan peti. Masih dikatakan Ganjar, seperti yang sudah ditegaskan para ahli kesehatan, ketika jenazah itu dikubur, secara otomatis virusnya akan mati karena inangnya juga mati. "Saya tegaskan sekali lagi kalau jenazah itu sudah dikubur virusnya ikut mati di dalam tanah. Tidak bisa keluar kemudian menjangkiti warga," tegasnya Ganjar dalam cuplikan video yang diunggah di akun instagram @ganjar_pranowo, Jumat (10/4/2020).

Selain itu, Ganjar meminta kepada pihak yang mengurus jenazah pasien Covid 19 untuk berkomunikasi dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat. "Kalau warga sudah paham saya yakin semua akan menerima dan juga akan mencegah berkembangnya isu yang tidak benar atau hoaks yang seringkali ini memecah belah masyarakat," ungkapnya. Ganjar mengingatkan Majelis Ulama pun sudah berfatwa bahwa mengurus jenazah itu wajib hukumnya sementara menolak jenazah itu dosa.

"Semestinya kita memberi hormat dan penghargaan kepada seluruh tenaga medis dimanapun berada serta mendoakan agar mereka selalu diberikan kekuatan dan kesehatan," terangnya. Sementara itu, pasca penolakan pemakaman tersebut, polisi mengamankan tiga orang terduga pelaku yang diduga sebagai provokator. Tiga pria yang ditetapkan tersangka tersebut diketahui merupakan tokoh masyarakat di Desa Sewakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang yakni THP (31), BSS (54), dan S (60).

"Para tersangka melakukan tindakan berupa provokasi warga dan menghalangi halangi serta melarang petugas pemakaman yang akan melaksanakan tugasnya memakamkan jenazah yang terinfeksi virus corona," jelas Direktur Reskrimum Polda Jateng Kombes Budi Haryanto saat dikonfirmasi, Sabtu (11/4/2020). Budi juga berharap warga tidak bertindak melawan hukum atau kebijakan yang sudah diatur pemerintah soal penanganan atau prosedur pemakaman jenazah yang terinfeksi virus corona. "Warga yang melarang atau menolak pemakaman terhadap jenazah yang terinfeksi virus corona ini justru semakin membuat bingung masyarakat di daerah lain karena ketidaktahuan atau tidak paham tentang penyebaran virus corona ini," ujarnya.

Atas perbuatannya, tiga pelaku diduga melanggar pasal 212 KUHP dan 214 KUHP serta pasal 14 ayat 1 UU no 4 tahun 1984 tentang penanggulangan wabah. Kejadian jasad seorang perawat yang ditolak warga karenavirus coronamembuat masyarakat termasuk Gubernur Jawa TengahGanjar Pranowosakit hati. Ganjar menyebut seluruh dokter, perawat, dan tenaga medis merupakan pejuang kemanusiaan seharusnya diberikan penghormatan karena sudah berjuang dan mengorbankan diri untuk mengatasi wabahCovid 19.

"Dan mereka tahu, bahwa itu berisiko pada keselamatannya, kita harus memberikan penghormatan setinggi tingginya. Saya kira, taman makam pahlawan adalah tempat yang sangat tepat untuk mereka,"ujarnya di Semarang, Sabtu (12/4/2020). Menanggapi hal tersebut, Alumnus Universitas Gajahmada itu mengaku tengah menyiapkan taman makam pahlawan untuk tenaga medis yang gugur karenavirus corona. Ia pun telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Jawa Tengah terkait permintaannya.

"Saya sudah perintahkan Dinsos dan Kesra untuk mempersiapkan ini. Satu, soal tempatnya; kedua, soal administrasinya, agar penempatan seseorang di taman makam pahlawan sesuai," ungkap Kader PDIP tersebut. Selain Taman Makam Pahlawan, Ganjar juga menyiapkan skenario kedua untuk memberikan penghormatan bagi tenaga medis itu. Yakni, pembuatan TMP baru jika yang sudah ada tidak mencukupi.

"Kalau ada areaexistingdi taman makam pahlawan, maka bisa dipakai, tapi kalau sudah penuh, kita bisa membuat tempat khusus baru yang dikasih nama taman makam pahlawan khusus untuk mereka," ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *