Warga Padati Mal, Dokter Khawatirkan Lonjakan Covid-19 hingga RS Tak Mampu Tampung Pasien

Beberapa hari terakhir, padatnya area publik seperti pusat perbelanjaan atau mal di tengah pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mewarnai media sosial. Potret warga yang mulai berbondong bondong memadati ruang publik seolah abai dengan pandemi corona (Covid 19) ini pun menjadi sorotan. Dokter di RSUD Pandan Arang, Boyolali, Jawa Tengah, dr. M. Fiarry Fikaris, mengaku menyayangkan sikap masyarakat tersebut.

Pasalnya, Fiarry mengatakan, situasi pandemi Covid 19 di Indonesia bahkan dunia saat ini belum terkendali. "Di Indonesia saja, kapasitas tes per hari masih di bawah 10.000, dengan jumlah positif yang selalu terus bertambah tiap harinya, sehingga masyarakat seharusnya tetap waspada dan mengurangi keluar rumah kecuali untuk hal yang esensial," sambungnya. Lebih lanjut, Fiarry mengatakan, fenomena seperti ini bisa berdampak memunculkan lonjakan kasus Covid 19 di Indonesia.

Sementara itu, jika banyak masyarakat yang tertular dan mengalami perburukan kondisi, Fiarry mengkhawatirkan rumah sakit tidak mampu menampungnya. Pasalnya, menurut Fiarry, di masa masa sebelum Covid 19 saja kapasitas rumah sakit seringkali penuh. "Otomatis ketika orang banyak tertular, lalu banyak yang mengalami perburukan kondisi, nanti akan butuh tempat dirumah sakit yang cukup banyak."

"Sedangkan, masalahnya, sehari hari kondisi kita saja tanpa ada Covid ini seringkalirumah sakit kepenuhan, dari jumlah kapasitas bed nya udah kepenuhan apalagi ditambah Covid ini," kata Fiarry. Akibatnya, Fiarry menambahkan, dikhawatirkan para pasien tidakmampu tertangani dengan maksimal di rumah sakit karena penuhnya kapasitas. "Jika tiba tiba ada banyak sekali orang yang butuhrumah sakit, maka akan berisiko tinggi tidak ada tempat dirumah sakitdan orang tersebut jadi tidak bisa ditangani, yang akibatnya jadi sakit berat atau bahkan meninggal dunia,"ujarnya.

Fiarry pun menyampaikan, saat masyarakat berada di luar,mereka belum tentu dapat benar benar menjaga jarak. Oleh karena itu, potensi penularannya pun semakin besar. "Dampaknya yang paling besar adalah jumlah korban Covid 19 ini tentu bisa bertambah terus karena dia penularan utamanya ya lewat pernapasan," ungkap Fiarry.

"Karena lewat pernapasan, ketika banyak orang keluar rumah, terus juga di beberapa tempat kan tidak memungkinkan untuk menjaga jarak, akhirnya dia mudah tertular, risiko terbesarnya itu," sambungnya. Lebih lanjut, Fiarry pun berpesan pada masyarakat untuk tetap mematuhi aturan yangditetapkan oleh pemerintah maupun tenaga kesehatan dalamrangka menanggulangiCovid 19. Ia juga berpesan pada masyarakat untuk tidak keluar rumah kecuali benar benar mendesak.

"Jika diminta jaga jarak, ya tetap jaga jarak, pakai masker, rutin cuci tangan, dan yang paling penting jangan keluar rumah kecuali sangat penting," kata Fiarry. "Kegiatan seperti beli baju, nongkrong di luar, itu kan bukan kegiatan yang sangat penting, tidak harus dilakukan, jadi tolong jangan dilakukan dulu." "Kalaupun terpaksa harus keluar lakukanlah yang sangat penting," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya,terjadi penumpukan pengunjung Mal CBD Ciledug Kota Tangerang pada Minggu (17/5/2020) lalu. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Penegakan Hukum Satpol PP Kota Tangerang Gufron Falfeli. Gufron mengatakan, sebenarnya mal tersebut diizinkan untuk tetap buka karena mengantongi izin sebuah hypermarket yang melayani kebutuhan dasar sehari hari.

Akan terapi, karena adanya penumpukan tersebut, lanjut Gufron, manajemen terlihat abai dengan persyaratan protokol kesehatan yang menjadi syarat operasional di masa PSBB. Sementara itu, Kasatpol PP Kota Tangerang Agus Hendra mengatakan, setelah diperiksa lebih lanjut, pihak pengelola Mal CBD Ciledug terbukti melanggar sejumlah syarat operasional pada masa PSBB. Oleh karena itu, menurut Hendra, akan dilakukan langkah penutupan operasional mal.

"Kecuali gerai swalayan (tidak ditutup) yang menjual bahan pangan, karena termasuk yang dikecualikan," lanjut Agus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *